perkenalkan saya i-in dari kelas sembilan "B" akan membawakan cerita dari Kalimatan Barat yang berjudul "BATU MENANGIS"
Pada zaman dahulu kala , di Kaliamantan Barat tingga lah seorang janda berserta anaknya. nama anak itu adalah Darmi. Perekonomian keluarga ini memang tidak dapat dibilang tidak layak bahkan dapat dibilang kurang. Ibu Darmi hanya bekerja sebagai seorang buruh di ladang. Namun anaknya yaitu Darmi tak pernah sedikitpun mau mengerti dan membantu ibunya. Darmi paling suka berdandan didepan kaca. Hari-harinya selalu ia isi untuk mempercantik diri. Pada suatu ketika Darmi ingin membeli baju untuk datang ke pesta di salah satu desa . Saat ibunya pulang dia langsung meminta uang.
"Ibu mana uang hasil kerja hari ini ?." minta Darmi dengan kasar
"Untuk apa nak kamu meminta uang ?."
"Untuk membeli baju baru. Nanti malam aku akan datang ke pesta"
"Kenapa tidak memakai baju yang sudah ada saja nak ?.
"Ibu mau melihat anak ibu ini dipermalukan?. Sudah lah ibu berikan saja uang itu dan aku akan pergi membeli baju".
Dengan berat hati sang ibu memberikan uang itu walau ia tahu ia harus pergi bekerja lagi untuk membeli beras karena uang yang ia miliki sudah ia berikan pada anaknya itu. Begitulah sifat Darmi , ia selalu egois dan selalu ingin tampil cantik walau ia anak orang tak mampu ia tetap ingin terliat mewah. Tetapi memang Darmi merupakan salah satu gadis yang cantik didesa itu.
Tak lama setelah itu, Darmi mendengar bahwa di desa sebelah akan diadakan pesta besar-besaran, ia tertarik untuk datang ke pesta tersebut. Sekali lagi ia meminta uang pada ibunya yang baru saja pulang dari ladang.
"Ibu, Darmi minta uang untuk beli baju baru"
"Untuk apa lagi kau membeli baju baru itu ? ."
"Untuk pergi ke pesta di desa tetangga bu. Pesta akan diadakan besar-besaran"
"Kenapa tidak memakai baju yang baru kamu beli kemarin ? "
"Aduh ibu masa gadis cantik seperti aku harus menggunakan baju yang sama ?. Apa kata orang-orang nanti jika tahu aku memakai baju yang sama?."
Sang ibu tak menjawab dan memberikan uang itu. Darmi begitu bahagia dan segera pergi tanpa mengucapkan terimakasih pada sang ibu. Ibu itu sangat sakit hati tetapi ia hanya ingin melihat anaknya itu bahagia. Maka sebisa mungkin apa yang Darmi minta ia penuhi.
Pada suatu ketika yang ibu merasa tak enak badan, ia meminta Darmi untuk ikut ia pergi ke ladang untuk bekerja .
"nak hari ini ikutlah ibu pergi bekerja" minta sang ibu dengan penuh iba
"Ah yang benar saja mom! masa Darmi secantik ini harus pergi ke ladang, lebih baik ibu tidak pergi saja tetaplah tinggal dirumah.
sang ibu begitu sedih mendengar jawaban dari sang anak. namun ia tetap pergi bekerja kalau ia tidak pergi hari itu ia dan sang anak tidak akan makan karena persediaan beras telah habis.
keesokan harinya Darmi menyuruh ibunya untuk membelikan sebuah alat komestik namun sang ibu tidak tahu apa yang dimaksud oleh Darmi, maka sang ibu memintanya untuk ikut pergi ke pasar. tetapi darmi mengajukan sebuah syarat.
"Aku akan ikut ibu pergi ke pasar tetapi selama perjalanan ibu harus berjalan dibelakangku"
walau dengan hati yang kecewa dan sedih akhirnya sang ibu mengiyakan syarat tersebut. selama melewati perbukitan dan lembah setiap kali bertemu dengan seseorang dan Darmi ditanya "siapakah yang ada di belakangmu itu?" , Darmi selalu menjawab dia adalah pembantuku, begitu selalu jawabannya ketika tiap orang bertanya.
mendengar jawaban sang anak, ibu itu merasa sakit hati dan akhirnya ia berdoa kepada Tuhan agar sang anak dihukum. "Tuhan hukumlah anak yang tidak tahu diri itu!". Doa sang ibu didengarkan oleh Tuhan, maka seketika dari ujung kaki anak itu berubah menjadi batu. Darmi meminta sang ibu untuk memaafkannya "Maafkan Darmi ibu, Maafkan Darmi ibu!" teriak Darmi. Ibu itu merasa kasihan namun semua telah terjadi. ia tak mungkin meminta hukuman itu kembali.
hingga kini batu tersebut masih dapat ditemui di Kalimantan Barat, terkadang orang masih dapat melihat batu tersebut mengeluarkan air yang dipercaya bahwa air tersebut adalah air mata dari Darmi.
okay teman-teman dari cerita itu kita dapat mengambil manfaat bahwa kita tidak boleh bertingkah laku tidak sopan kepada orang apalagi sampai tidak menghargainya.
sekian dan terimakasih